MENGENAL JAMUR KONSUMSI
Jamur atau cendawan adalah tumbuhan yang tidak mempunyai
klorofil sehingga bersifat heterotrof.[1] Jamur ada yang uniseluler dan
multiseluler.[1] Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa.[1] Hifa
dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium.[1] Reproduksi
jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada juga dengan cara generatif.[1] Jamur
menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya untuk
memperoleh makanannya.[2] Setelah itu, menyimpannya dalam bentuk glikogen.[2]
Jamur merupakan konsumen, maka dari itu jamur bergantung pada substrat yang
menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya.[2] Semua
zat itu diperoleh dari lingkungannya.[2] Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat
bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.[2]
Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis
mutualisme.[2] Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari
organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi
simbionnya.[2] Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada
mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada
liken.[2] Jamur berhabitat pada bermacammacam lingkungan dan berasosiasi dengan
banyak organisme.[2] Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada
yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air.[2] Jamur yang hidup di
air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas
Oomycetes.[2]
(wikipedia)
STRUKTUR JAMUR
Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.
Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik.
Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik.
Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma.
Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.
MENGENAL JAMUR KONSUMSI
Jamur konsumsi adalah jamur yang bisa kita konsumsi atau
makan karena tidak mengandung racun.Karena memang ada banyak jenis jamur yang
tumbuh di alam ternyata sebagian ada yang beracun .
Nah,karena disini kita bicara jamur yang bisa dimakan bahkan
punya orientasi bisnis yang besar kalau kita serius mengusahakannya.Karena
jamur –jamur ini saat ini sudah banyak di budidayakan di Indonesia.Agar lebih
jelas mari kita ulas satu persatu.
A.JAMUR TIRAM
Diantara banyak jenis jamur yang sedang baik prospeknya
adalah Jamur Tiram Putih (Pleuratus ostreatus sp). Jamur ini disebut juga jamur
kayu, karena tumbuh pada media kayu lapuk atau serbuk kayu. Disebut jamur tiram
karena bentuk tudungnya membulat lonjong dan menutup seperti cangkang tiram.
Jenis jamur tiram pun bermacam-macam ada tiram putih, coklat dan merah.
Tubuh buah dari jamur tiram memiliki tangkai yang tumbuh
menyamping (bahasa Latin: pleurotus) dan bentuknya seperti tiram (ostreatus),
sehingga jamur tiram mempunyai nama binomial Pleurotus ostreatus. Bagian tudung
berubah warna dari hitam, abu-abu, coklat, hingga putih, dengan permukaan yang
hampir licin, diameter 5-20 cm. Tepi tudung mulus sedikit berlekuk. Spora
berbentuk batang berukuran 8-11×3-4μm. Miselia berwarna putih dan bisa tumbuh
dengan cepat
· Kandungan Gizi
Jamur ini mempunyai kandungan protein yang tinggi, asam
lemak tak jenuh, serat dan vitamin sehingga rasanya sangat enak dibandingkan
jenis jamur lainnya. Kandungan gizi jamur tiram menurut Direktorat Jenderal
Hortikultura Departemen Pertanian, protein jamur tiram rata-rata 3.5 – 4 % dari
berat basah. Berarti dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan asparagus dan
kubis. Jika dihitung berat kering, kandungan proteinnya 19-35%, sedangkan beras
hanya 7.3% gandum 13.2% kedelai 39.1%. susu sapi 25.2%. Jamur tiram juga
mengandung 9 macam asam amino yaitu (1) lisin (2) metionin (3) triptofan (4)
threonin (5) valin (6) leusin (7) isoleusin (8) histidin dan (9) fenil alanin.
72% lemak dalam jamur tiram adalah asam lemak tidak jenuh sehingga aman
dikonsumsi baik yang menderita kelebihan kolesterol (hiperkoleste metabolisme
lipid lainnya. 28% asam lemak jenuh, serta adanya semacam polisakarida kitin di
dalam jamur tiram diduga menimbulkan rasa enak. Jamur tiram juga mengandung
vitamin penting, terutama vitamin B, C, dan D, serta vitamin B1 (tiamin), B2
(riboflavin), niasin, dan provitamin D2 (ergosterol) dalam jamur tiram cukup
tinggi. Mineral utama tertinggi adalah Kalium, Fosfor, Natrium, Kalsium dan
Magnesium. Mineral utama tertinggi adalah : Zn, Fe, Mn, Mo, Co, dan Pb.
Konsentrasi K, P, Na, Ca, dan Me mencapai 56-70% dari total abu dengan kadar K
mencapai 45%. Mineral mikroelemen yang bersifat logam dalam jarum tiram
kandungannya rendah, sehingga jamur ini aman dikonsumsi setiap hari.
Dilihat dari kandungan gizi yang terdapat dalam jamur tiram,
maka bahan ini termasuk aman untuk dikonsumsi. Adanya serat, yaitu
lignoselulosa baik untuk pencernaan. USDA (United States Drugs and
Administration) yang melakukan penelitian pada tikus menunjukkan bahwa dengan
pemberian menu jamur tiram selama 3 minggu akan menurunkan kadar kolesterol
dalam serum hingga 40 % dibandingkan dengan tikus yang tidak diberi pakan yang
mengandung jamur tiram. Oleh karena itu, mereka berpendapat bahwa jamur tiram
dapat menurunkan kadar kolesterol pada penderita hiperkolesterol. Di Jepang
saat ini sedang diteliti potensi jamur tiram sebagai bahan makanan yang dapat
mencegah timbulnya tumor. ·
Komposisi kimia nutrisi jamur tiram
Komposisi asam amino (mg/g berat kering) pada badan buah :
a. asam aspartat 17,9 h. sistein
2,8 o. histidin
15,0
b. treonin 8,5 i. valin 10,7 p. lisin 9,7
c. serin 9,7
j. metionin 4,6
q. arginin 12,1
d. asam glutamat 21,7 k. isoleusin 6,6
e. prolin 6,0 l.
leusin 12,2
f. glisin 9,0 m.
tirosin 6,0
g. alanin 12,8 n.
fenilalanin 7,2
Komposisi asam lemak pada badan buah (mg/g berat kering) :
a. asm palmitat 2,2
b. asam stearat 0,5
c. asam oleat 2,9
d. asam linoleat 10,3
· Penanaman dan Pemanenan
Jamur tiram dapat ditumbuhkan pada media kompos serbuk
gergaji kayu. Miselium dan tubuh buahnya tumbuh dan berkembang baik pada suhu
25-39°C. Agar bakal tubuh buah terbentuk biasanya dibutuhkan kejutan fisik
seperti perubahan suhu, cahaya, tingkat CO2, kelembaban relatif udara dan
aerasi. Suhu substrat yang tinggi dapat memicu pertumbuhan mikroflora
termofilik. Mikroorganisme termofilik tumbuh pada kisaran suhu 30-55°C, ketika
tumbuh mikroorganisme tersebut menghasilkan panas yang lebih pada substrat
sehingga dapat mematikan miselium jamur yang dibudidayakan. Substrat sebaiknya
memiliki konduktivitas panas yang rendah, oleh karena itu susunan tinggi kompos
kurang dari 25 cm dan log jamur tidak lebih dari 25 kg. Selama pembentukan
tubuh buah, beberapa jamur sensitif terhadap tingkat CO2 yang tinggi, sehingga
tubuh buah yang terbentuk akan memiliki tangkai yang panjang dan tudung yang
kecil. Kisaran konsentrasi CO2 yang baik untuk pertumbuhan galur tertentu dari
P. ostreatus antara 550-700 ppm. Faktor cahaya sangat menentukan pembentukan
tubuh buah. Beberapa jamur akan membentuk tubuh buah jika kekurangan cahaya.
Untuk pembentukan tubuh buahnya Pleurotus spp. diperlukan 8 jam penyinaran
cahaya, namun Pleurotus yang tumbuh tanpa cahaya akan membentuk struktur
seperti koral dengan banyak tangkai yang bercabang.
Pada umumnya teknologi budidaya yang diterapkan para petani
jamur tiram yaitu penggunaan serbuk gergaji sebagai substrat menjadi “baglog”
yaitu substrat yang dikemas didalam kantong plastik tahan panas. Adapun
karakteristik pertumbuhan jamur
tiram pada baglog serbuk gergaji yaitu dalam jangka waktu
antara 40-60 hari seluruh permukaan baglog sudah rata ditumbuhi oleh misellium
berwarna putih. Satu sampai dua minggu setelah baglog dibuka biasanya akan
tumbuh tunas dalam 2-3 hari akan menjadi badan buah yang sempurna untuk
dipanen. Pertumbuhan badan buah pada waktu panen telah menunjukkan lebar tudung
antara 5-10 cm. Produksi jamur dilakukan dengan memanen badan buah sebanyak 4-5
kali panen dengan rerata 100 g jamur setiap panen. Adapun jarak selang waktu
antara masing-masing panen adalah 1-2 minggu.